Rakit Hanyut, 448 Warga Terkurung

Rakit Hanyut, 448 Warga Terkurung

* Sampan Kecil Jadi Alternatif

BLANGPIDIE – Sebuah rakit kayu, sarana penyeberangan satu-satunya di Desa Lama Tuha, pedalaman Kecamatan Kuala Batee, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), putus tali kabelnya, lalu hanyut ke laut karena diterjang arus Krueng Batu yang sedang meluap, Minggu (23/8) siang. Akibatnya, 108 kepala keluarga (KK) yang terdiri atas 448 jiwa hingga tadi malam terkurung di Desa Lama Tuha, kawasan paling terisolir di Abdya.

Pascahanyutnya rakit kayu tersebut ke arah muara Krueng Batu, warga terpaksa mengoperasikan sejumlah sampan kecil sebagai sarana alternatif untuk melayani penyeberangan warga. Termasuk menyeberangkan sepeda motor (sepmor) dan bahan-bahan pokok yang dibutuhkan masyarakat pada hari kedua puasa Ramadan kemarin. Keuchik Lama Tuha, Abdullah, yang ditemui Serambi, Minggu, di lokasi rakit yang putus itu, menceritakan bahwa hujan lebat mengguyur kawasan tersebut sejak Sabtu (22/8) sore, sehingga Krueng Batu meluap.

Di sisi lain, hujan yang disertai angin kencang mengakibatkan badan rakit yang sudah berumur tiga tahun itu kemasukan air, sehingga sebagian badan rakit tenggelam. Mengingat vitalnya fungsi rakit di desa pedalaman itu, puluhan warga sejak Minggu pagi bergotong royong untuk menyelamatkan bodi rakit yang sebagiannya sudah tenggelam itu. Sebuah alat berat milik NGO asal Jerman yang sedang membangun rumah bantuan di Desa Pulau Kayu, Kecamatan Susoh, Abdya, didatangkan ke lokasi untuk menarik badan rakit agar tidak tenggelam seluruhnya.

Tapi, sebagaimana dikatakan Keuchik Abdullah, perjuangan berat dan melelahkan pada hari kedua puasa itu, tak membuahkan hasil. Luapan air sungai sudah keburu masuk ke dalam bodi rakit dalam jumlah banyak, sehingga tali kabel rakit tak mampu lagi menahan beban yang sangat berat. Lagi pula arus sungai yang makin deras terus menerjang bodi rakit.

Pada detik berikutnya, tali kabel rakit itu pun putus dari kabel besar tempatnya selama ini bergandul. Lalu rakit tersebut diseret arus menuju muara Kuala Batu dan akhirnya ke laut. Sementara itu, puluhan warga menatap sedih dari atas tebing sungai ketika rakit yang sebagiannya sudah tenggelam itu terseret jauh meninggalkan mereka.

Menurut Keuchik Abdullah, hanyutnya rakit penyeberangan itu mengakibatkan 108 KK setara dengan 448 jiwa warga Desa Lama Tuha menghadapi kendala serius untuk bisa ke luar dari desa tersebut. “Mayoritas mereka kini terkurung, karena rakit penyeberangan tak lagi tersedia. Hanya beberapa orang yang bisa menyeberang pakai sampai kecil,” terang Keuchik Abdullah.

Desa Lama Tuha di Kecamatan Kuala Batee yang berada di pesisir pantai Sumudera Hindia, merupakan kawasan terpencil di Abdya. Meskipun berada di Kecamatan Kuala Batee, namun Lama Tuha hanya bisa dijangkau dari Desa Pulau Kayu, Kecamatan Susoh, dengan jarak tempuh sekitar 7 kilometer. Rutenya adalah dari Pulau Kayu ke Desa Keude Baro, kemudian menyeberang Sungai Batu menggunakan rakit yang terbuat dari kayu.

Rakit ini, selain melayani jasa penyeberangan warga, juga sepmor dan kendaraan roda empat berbadan sedang, untuk menuju Lama Tuha. Para pedagang ikan keliling yang naik sepmor sehari-hari menggunakan rakit penyeberangan untuk membeli ikan hasil tangkapan nelayan Lama Tuha, termasuk ikan air tawar. “Kini para nelayan dan pedagang ikan tak leluasa lagi ke Lama Tuha, karena rakit sudah hanyut,” kata Keuchik Abdullah.

Kejadian itu, menurut Keuchik Abdullah, sudah dia laporkan melalui telepon kepada Camat Kuala Batee, bahkan kepada Bupati Abdya, Akmal Ibrahim SH, dengan harapan segera ditangani. Sebab, pascahanyutnya rakit di Lama Tuha, sejak Minggu siang kemarin, pada lintasan penyeberangan rakit beroperasi dua sampan kecil melayani penyeberangan warga, termasuk mengangkut sepmor dan bahan kebutuhan lainnya.

Wakil Ketua DPRK Abdya, H RS Asmadi SmHk, secara kebetulan berada di lokasi, Minggu kemarin, mengatakan kasus terputusnya hubungan transportasi dari dan ke Lama Tuha akibat hanyutnya rakit penyeberangan tersebut perlu mendapat perhatian serius dari Pemkab Abdya. “Penanganannya haruslah sesegera mungkin. Jika tidak, dikhawatirkan akan berdampak buruk terhadap 448 jiwa warga yang mendiami lokasi terpencil tersebut,” tukas Asmadi.

Amatan Serambi, akibat hanyutnya rakit tersebut, ikan laut maupun ikan air tawar hasil tangkapan nelayan Lama Tuha kini terkendala pemasarannya, karena penggalas ikan yang umumnya datang naik sepmor tidak bisa menjangkau lokasi tersebut. Selain itu, pasokan kebutuhan bahan pokok warga Lama Tuha juga mengalami kendala serius, karena rakit sebagai sarana penyeberangan satu-satunya di desa itu sudah hanyut. (nun)

Sumber : http://serambinews.com/news/rakit-hanyut-448-warga-terkurung

Tentang ippelmakuba09
Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Kuala Batee Aceh Barat Daya

Tinggalkan komentar